Sejarah Nusantara

Garis Waktu Sejarah Nusantara

“Sudah lama punya keinginan untuk membuat catatan waktu sejarah nusantara, dua tahun lalu dengan mas serunting sakti mulai merintis time line sejarah Indonesia yang diposting di sukasejarah hanya sampai sekarang belum kelar. Mulai hari ini semoga bisa sedikit demi sedikit dilengkapi. dan untuk sementara saya simpan dulu di halaman ini. Bagi siapapun yang mau melengkapi silakan menambahnya di ruang komentar”.
Nusantara Sampai Tahun 1000-an
sekitar 100
  • Kerajaan “Dvipantara” atau “Jawa Dwipa” dilaporkan oleh cendikiawan India berada di Jawa dan Sumatra.
  • Aji Saka memperkenalkan sistem penulisan ke Jawa berdasarkan skirp dari India Selatan.
  • Raja-Raja Hindu menguasai daerah sekitar Kutai di Kalimantan.
  • Kerajaan “Langasuka” didirikan di sekitar Kedah di Malaya.
sekitar 130
  • Berdirinya kerajaan Salakanagara di Jawa Barat
Tokoh awal yang berkuasa di sini adalah Aki Tirem. Konon, Salakanagara (Salaka = Perak) inilah yang disebut Argyre oleh Ptolemeus dalam tahun 150, terletak di daerah Teluk Lada Pandeglang.
Raja pertama Salakanagara bernama Dewawarman yang berasal dari India. Ia mula-mula menjadi duta negaranya (Palawa, India) di Pulau Jawa. Kemudian Dewawarman menjadi menantu Aki Tirem atau Sang Aki Luhurmulya. Istrinya atau anak Aki Tirem bernama Pwahaci Larasati. Saat menjadi raja Salakanagara, Dewawarman I ini dinobatkan dengan nama Prabhu Dharmalokapala Dewawarman Haji Raksagapurasagara. Permaisurinya bergelar Dewi Dwani Rahayu. Dewawarman berkuasa selama 38 tahun dari tahun 130 sampai 168M.
Rajatapura adalah ibukota Salakanagara yang hingga tahun 362 menjadi pusat pemerintahan Raja-Raja Dewawarman (dari Dewawarman I – VIII).
Raja-raja Salakanagara:
  • Dewawarman II (Prabu Digwijayakasa Dewawarmanputra)  168 – 195 M
  • Dewawarman II (Prabu Digwijayakasa Dewawarmanputra)  168 – 195 M
  • Dewawarman III ( Prabu Singasagara Bimayasawirya)  195 – 238 M
  • Dewawarman IV (Darma Satyanagara) 238 – 251 M
  • Dewawarman V  ( Darma Satyajaya) 251 – 289 M
  • Dewawarman VI  (Prabu Gayanadewa Linggabumi) 289 – 308 M
  • Dewawarman VII (Prabu Bima Digwijaya Satyaganapati) 308 – 340 M
  • Dewawarman VIII (Spatikarnawa Marmandewi) 340 – 362 M
Daerah kekuasaan Salakanagara, meliputi Jawa bagian barat dan semua pulau di sebelah barat Nusa Jawa.
340
Prabu Bima Digjaya Satyaganapati (Dewawarman VII) wafat. Senapati Krodamaruta menggantikannya hanya selama 3 bulan.
Tibalah di Rajatapura, Senapati Krodamaruta dari Calankayana bersama beberapa ratus anggota pasukan lengkap. Krodamaruta adalah putera Senapati Gopala Jayengrana, yaitu putera Dewawarman VI yang keempat. Kodramaruta langsung merebut kekuasaan dan tanpa menghiraukan adat pergantian kekuasaan. ia dinobatkan menjadi penguasa Salakanagara.
Spatikarnawa Marmandewi puteri sulung Dewawarman VII, dinobatkan menjadi penguasa Salakanagara ia bergelar Prabu Darmawirya Dewawarman. Pada masa pemerintahan Dewawarman VIII, kehidupan penduduk makmur sentosa. Ia sangat memajukan kehidupan keagamaan. Kebanyakan penduduk pemeluk agama Ganesa atau Ganapati hanya sedikit yang memuja Wisnu dan Siwa.
358
Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358, yang kemudian digantikan oleh putranya, Dharmayawarman (382-395).
Salakanagara berubah menjadi kerajaan daerah.
Jayasingawarman pendiri Tarumanagara adalah menantu Raja Dewawarman VIII. Ia sendiri seorang Maharesi dari Salankayana di India yang mengungsi ke Nusantara karena daerahnya diserang dan ditaklukkan Maharaja Samudragupta dari Kerajaan Magada.
Jayasingawarman dipusarakan di tepi kali Gomati, sedangkan putranya di tepi kali Candrabaga. Pada naskah wangsakerta, sebuah dokumen yang ditulis di cirebon bertahun tahun kemudian menunjukkan raja pertama Tarumanagara berkuasa sejak tahun 358 dan menerunkan raja raja sampai tahun 699. Jayasingawarman manjdi raja pertama Tarumanagara selama 24 tahun dari 358 – 382 M. selanjutnya penerus Kerajaan Tarumanagara antara lain :
  • Darmayawarman  382 – 395 M
  • Purnawarman      395 – 434 M
  • Wisnuwarman      434 – 455 M
  • Indrawarman       455 – 515 M
  • Gandrawarman     515 – 535 M
  • Suryawarman      535 – 561 M
  • Kertawarman       561 – 628 M
  • Sudawarman (adik Kertawarman) 628 – 639 M
  • Dewamurti          639 – 640 M
  • Nagajayawarman  640 – 666 M
  • Linggawarman     666 – 669 M
363
Kerajaan Indraprasta yang terletak di Cirebon Girang atau Cirebon Selatan (Sekarang Kabupaten Cirebon) didirikan oleh Sang Maharesi Santanu, seorang maharesi dari daerah Sungai Gangga India
Seperti halnya Sang Maharesi Jayasingwarman pendiri Tarumanagara, Sang Maharesi Santanu beserta para pengikutnya meninggalkan negeri asalnya untuk menyelamatkan diri dari kerajaan pasukan Samudra Gupta Maurya. Ia singgah di Srilanka dan Benggala, baru kemundian menuju Jawa Barat, yang pada waktu itu merupakan Salakanagara yang diperintah oleh Dewawarman VIII.
Sang Maharesi Santanu masih mempunyai pertalian kekeluargaan dengan Sang Dewawarman VIII. Santanu membangun sebuah desa di tepi Kali Cirebon, yang diberinya nama Indraprahasta. Gunung Cereme, yang berdiri dekat daerahnya, diberinama Indrakila dan Kali Cirebon yang melewati daerahnya diberi nama Gang-ganadi.
Kerajaan Indraprahasta kemudian berkembang menjadi kerajaan besar. Maharesi Santanu menjadi rajanya yang pertama (363 – 398 M) dengan gelar Praburesi Indraswara Sakala Kretabuwana.
397
Ibukota kerajan baru dibangun di daerah yg lebih dekat ke pantai oleh Maharaja Purnawarman (Raja Tarumanagara ketiga (395-434)). Ibukota kerajaan baru tersebut dinamai Sundapura — pertamakalinya nama “Sunda” digunakan.
398-399
Jayasatyanagara menjadi penerus Maharesi Santanu di Kerajaan Indraprasta. Jayasatyanagara menjadi raja kedua Indraprahasta (398 – 421 M). Dia adalah putra sulung dari permaisuri Indari.
Pada tahun 399 M, Jayasatyanagara harus mengakui kekuasaan Sri Maharaja Purnawarman dari Tarumanagara. Sejak itulah Indraprahasta menjadi bawahan Tarumanagara.
417
Purnawarman memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga (Kali Bekasi) sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km). Selesai penggalian, sang prabu mengadakan selamatan dengan menyedekahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum brahmana.
sekitar 425
Agama Budha sampai di Sumatra.
Catatan di Indonesia pada masa ini masih kurang, tapi kita tahu bahwa kebudayaan yang kompleks sudah terbentuk. Kerajaan-kerajaan di Sumatra dan Jawa ditunjukkan pada catatan-catatan dari Cina, karena para duta dikirim ke sana. Para pedagang Arab dan Persia juga mengetahui tentang darah tersebut, dan bahkan Romawi dan Yunani memiliki laporan dari jarak daerah yg sangat jauh.
Catatan dari Indonesia sangat sedikit, karena penulisan dilakukan pada daun palem dan bahan bahan lainnya yang tidak dapat bertahan lama. Banyak pengetahuan kita berdasarkan pada Bangunan atau Prasasti Batu. Pada saat kita mulai mendapatkan sejarah Sumatra dan Jawa secara jelas, telah ada bangunan-bangunan besar terbuat dari batu,  perabotan-perabotan yang bagus, musik dan tarian tradisional sebanyakyang kita ketahui sekarang.
sekitar 500
Awal kerajaan Srivijaya di dekat Palembang
526
Manikmaya, menantu Suryawarman, mendirikan kerajaan baru di Kendan, daerah Nagreg antara Bandung dan Limbangan, Garut. Putera tokoh Manikmaya ini tinggal bersama kakeknya di ibukota Tarumangara dan kemudian menjadi Panglima Angkatan Perang Tarumanagara.
sekitar 600
Kerajaan Melayu berkembang di sekitar (yang kita sebut sekarang) Jambi, di Sumatra.
Catatan Cina dari masa ini menunukkan kerajaan-kerajaan di Jambi dan Palembang di sumatra, dan tiga kerajaan di Jawa. Kerajaan sebelah barat berhubungan dengan Prasasti Taruma Negara, Kerajaan di bagian tengah disebut “Kalinga”, dan kerajaan sebelah timur dengan ibukota mungkin didekat Surabaya atau Malang.
612
Cicit Manikmaya mendirikan Kerajaan Galuh.
Kata Galuh diartikan secara tradisional oleh orang Jawa Barat, galeuh atau inti. Dari pengertian tersebut, timbul pergeseran kata inti menjadi hati, sebagai inti dari manusia. Dalam pengertian lain, kata galeuh disejajarkan dengan kata galih, kata yang halus dari beuli(beli). Wajar jika dalam perkembangan selanjutnya, timbul dua sebutan Galuh Pakuan dengan Galih Pakuan.
Van Der Meulen mengemukakan tentang adanya tiga kerajaan Galuh, antara lain sebagai berikut :
1. Galuh Purba (Galuh Lama) yang berpusat di daerah Ciamis (Jawa Barat)
2. Galuh Utara (Galuh Baru = Galuh Lor = Galuh Luar) yang berpusat di daerah Dieng
3. Galuh yang berpusat di Denuh (Tasikmalaya)
Kendan Cakal Bakal Galuh
Ndeh nihan carita parahiyangan. Sang Resiguru mangyuga Rajaputra miseuweukeun Sang Kandiawan lawan Sang Kandiawati, sida sapilanceukan. Ngangaranan maneh Rahiyangta Dewaraja. Basa lamku ngarajaresi ngangaranan maneh Rahiyangta ni Medang Jati. Inya Sang Layuwatang. Nya nu nyieun Sanghiyang Watang Ageung.
Terjemahannya :
” Ya inilah kisah para leluhur. Sang Resiguru beranak Rajaputra. Rajaputra beranak Sang Kandiawan dan Sangkandiawati, sepasang kakak-beradik. Sang Kandiawan menamakan dirinya Rahiyangta Dewaraja. Waktu ia menjadi rajaresi menamakan dirinya Rahiyangta di Medang Jati, yaitu Sang Layuwatang. Dialah yang membangun balairung besar”. (Danasasmita, 1983)
Ternyata tokoh Resiguru dalam carita parahiyangan itu adalah menantu Sri Maharaja Suryawarman, penguasa Tarumanagara VII (515 – 535 M). Kisah Sang Rajaresiguru Manikmaya, Raja Kendan, memperoleh keturunan beberapa putera dan puteri. Salah seorang diantaranya bernama Rajaputra Suraliman.
Dalam usia 20 tahun, Sang Suraliman tampak ketampanannya dan sudah mahir ilmu perang (yuddhenipuna. Oleh karena itu ia diangkat menjadi Senapati dan kemudian menjadi panglima bala tentara (baladhika ning wadyabalad Tarumanagara, oleh kakeknya.
Setelah Sang Rajaresiguru Kendan wafat, Sang Baladhika Suraliman, dirajakan di Kendan sebagai penguasa baru. penobatan Rajaputra Suraliman berlangsung pada tanggal 12 bagia genap bulan Asuji tahun 490 saka ( 5 Oktober 568 M). Sang Suraliman selalu unggul dalam perang.
Dalam perkawinan dengan puteri Bakulapura (Kutai) keturunan keluarga Kundungga yang bernama Dewi Mutyasari, Sang Suraliman mempunyai seorang putera dan seorang puteri. Yang sulung bernama Sang Kandiawan. disebut juga Sang Rajaresi Dewaraja atau Sang Layuwatang. Dan sang adik bernama Sang Kandiawati.
Sang Suraliman menjadi Raja Kendan selama 29 tahun (568 – 597 M). Sang Suraliman digantikan oleh puteranya, Sang Kandiawan. Ketika ayahnya (Sang Suraliman) menjadi penguasa Kendan, Sang Kandiawan telah menjadi raja daerah di Medang Jati atau Medang Gana. Karena itu ia digelari Rahiyangta ri Medang Jati.
Setelah Sang Kandiawan menjadi penguasa Kendan menggatikan ayahnya, ia berkedudukan di Medang Jati, tidak di Kendan. Sang Kandiawan menjadi Raja Kendan selama 15 tahun (567 – 612 M). Sang Kandiawan mengundurkan diri dari tahta kerajaan, lalu menjadi petapa di Layung watang daerah Kuningan. Sebagai pengganti dirinya, ia menunjuk putera bungsu yaitu Sang Wretikandayun yang waktu itu sudah menjadi Rajaresi di Menir.
Seperti dalam cerita pantun Lutung Kasarung, tahta kerajaan oleh Prabu Tapa diwariskan kepada puterinya yang bungsu Purbasari. Dasar pertimbangannya, Purbalarang sebagai puteri sulung lebih terpikat oleh urusan duniawi.
Sang Wretikandayun dinobatkan menjadi penguasa baru menggantikan ayahnya pada tahun 534 saka atau 612 M. Ketika naik tahta, Sang Wretikandayun berusia 21 tahun. Ketika dinobatkan ia tidak berkedudukan di Kendan ataupun Medang Jati. Untuk pemerintahannya, Sang Wretikandayun mendirikan ibu kota baru yang diberi nama Galuh (Permata).
Galuh berada di lahan yang diapit oleh Sungai Cimuntur dan Citanduy. Lokasi bekas Galuh sekarang dikenal sebagai Desa Karang Kamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis.
669
Sang Maharaja Linggawarman, Raja Tarumanagara ke duabelas wafat. Beliau digantikan oleh menantunya, Sang Tarusbawa, dengan gelar Sri Maharaja Tarusbawa Darmawaskita Manumanggalajaya Sunda Sembawa.
Penobatan dilangsungkan pada tanggal 9 bagian terang bulan Jesta tahun 591 Saka (18 Mei 669 M).
Ketika Tarumanagara diperintah oleh mertuanya, pamor kerajaanya sudah sedemikian merosot. Sang Tarusbawa berupaya mengembalikan kejayaan Tarumanagara seperti ketika pemerintahan di pegang oleh Purnawarman (395 – 434 M). Sang Tarusbawa lahir dan dibesarkan di Sundapura (Kota Sunda) bekas ibukota Tarumanagara.
Tindakan pertama, Sang Tarusbawa  merubah nama Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda, mengambil nama kota kelahirannya yang waktu itu berfungsi dari sebutan Sundapura menjadi Sunda Sembawa (Tanah kabuyutan).
Tindakannya tersebut, dimanfaatkan oleh Sang Wretikandayun untuk memerdekakan Kerajaan Galuh dari kekuasaan Kerajaan Sunda
sekitar 670
  • Seorang pengembara Cina mengunjungi Palembang, Ibukota Srivijaya.
  • Candi Hindu dibangun di dataran tinggi Dieng di Jawa Tengah.
  • Sekitar masa ini, Kerajaan Sunda pertama bangkit setelah berakhirnya kerajaan Tarumanegara.
686
Srivijaya mengambil alih kerajaan Melayu di Jambi, dan mengirim pasukan ekspedisi melawan kerajaan di Jawa.
Batu bertulis tertanggal 683 dan 686 dari sumatra selatan dan Bangka menggambarkan kegiatan militer Srivijaya melawan Melayu dan Jawa.  Batu-tersebut adalah tulisan-tulisan Malayo-Polynesia tertua yang diketahui.
sekitar 700
  • Kerajaan Suwawa berkembang di Sulawesi Utara
  • Srivijaya telah menaklukkan Kedah, di semenanjung Malaya.
sekitar 732
Sanjaya mendirikan wangsa Sanjaya di Jawa Tengah.
sekitar 770
  • Raja Sailendra, Vishnu (atau Dharmatunga) mulai membangunn Borobudur.
  • Awal  kegiatan pembangunan di Prambanan.
782
Raja Sailendra, Vishnu dilanjutkan oleh Indra (atau Sangramadhanamjaya)
sekitar 790
Kerajaan Sailendra menyerang dan mengalahkan Chenla (sekarang Kamboja); menguasai Chenla selama sekitar 12 tahun.
sekitar 812
Raja Sailendra, Indra dilanjutkan oleh Samaratungga.
sekitar 825
Borobudur selesai dibangun, diabawah kekuasaan Samarunga.
sekitar 835
Samaratungga meninggal. Putranya Balaputra direbut tahtanya oleh mertua saudarinya, Patapan dari wangsa Sanjaya, yang menggantikan agama Budha di Jawa dengan Hindu.
sekitar 838
Patapan dilanjutkan oleh putranya Pikatan (atau Jatiningrat).
846
Kerajaan Tidore dikunjungi oleh utusan Khalifah Al-Mutawakkil dari Baghdad.
sekitar 850
  • Pikatan mengalahkan pasukan Balaputra, kemudian mengundurkan diri dari tahta untuk menjadi petapa. Dia dilanjutkan oleh Kayuwani.
  • Balaputra, yang berhak atas tahta Sailendra, melarikan diri ke Sumatra dan mengambil kekuasaan di Srivijaya.
  • Raja Warmadewa menguasai Bali.
  • Pada sekitar masa ini kita memiliki versi Ramayana dalam bahasa Jawa Kuno. Pengerjaannya cukup rumit, dan mungkin ada pengerjaan semacam ini sebelumnya yang tidak berhasil.
898
Raja Sanjaya, Balitung mengambil kekuasaan di Jawa Tengah.
Batu bertuliskan tentang Raja Balitung merupakan yang pertama menbutkan “Mataram” di Jawa Tengah.
910
Raja Sanjaya, Daksa meneruskan Balitung di Mataram. Dia mulai membangun candi Hindu yang besar, di Prambanan.
919
Raja Sanjaya, Tulodong meneruskan Daksa, berkuasa sampai 921
924
Raja Sanjaya, Wawa mengambil tahta Mataram. berkuasa sampai 928.
929
  • Raja Sanjaya, Mpu Sindok mengambil kuasa. Dia memindahkan pemerntahan dari Mataram ke Jawa Timur (dekat Jombang).
  • Letusan besar Gunung Merapi pada tahun 928 atau 929 menjadi alasan Raja Mataram pindah ke Timur.
947
  • Sri Isana Tunggawijaya, putri Mpu Sindok, meneruskan Mpu Sindok sebagai penguasa di Jawa Timur.
  • Raja Udayana dari Bali, ayah Airlangga, lahir.
985
Dharmavamsa menjadi raja Mataram. Dia menaklukkan Bali dan menemukan tempat tinggal di Kalimantan Barat.
Dharmavamsa juga dikenang karena memerintahkan penerjemahan Mahabarata kedalam bahasa Jawa.
992
Raja Chulamanivarmadeva dari Srivijaya mengirimkan duta besar ke Cina untuk meminta perlindungan terhadap pasukan Dharmavamsa dari Jawa.
1006
Srivijaya menyerang dan menghancurkan ibukota Mataram. Istananya dibakar, dan Dharmavamsa terbunuh. Airlangga (15 tahun) melarikan diri. Beberapa tahun kekacauan terjadi di Jawa Timur setelahnya.
Sumber :http://serbasejarah.wordpress.com

Tidak ada komentar:

DATA SISWA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI KEBUMEN 1 TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PRESTASI AKADEMIK/NON AKADEMIK MTs NEGERI KEBUMEN 1 TH.PELAJARAN 2010 / 2011